Joko Istiyanto SPd (Pencipta Alat Penghemat Energi)

Ubah Premium Dekati Kualitas Pertamax

Isu pemanasan global menjadi topik paling hangat belakangan ini. Upaya hemat energi santer menjadi suatu pilihan. Nah, Joko Istiyanto SPd menerapkan ilmu yang dipelajarinya untuk menciptakan alat penghemat.

DENGAN memanfaatkan induksi magnetik, Joko Istiyanto SPd, berhasil membuat prototipe alat penghemat BBM, baik bensin maupun solar.
Penelitiannya dilakukan sejak menjadi mahasiswa semester 3 Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Kala itu, alat ini menjadi juara I Lomba Hemat Energi. Penelitian pun berlanjut hingga 2000. Tema hemat energi dengan penerapan ilmu fisika menjadi bahan skripsinya. Basis alat ini adalah induksi magnetik dari magnet permanen. Sejak 2000, alat itu dikombinasikan dengan pemanas, sehingga menjadi lebih hemat dan efisien. ’’Alat penghemat BBM merupakan kombinasi magnetik dan panas. BBM yang masuk mengalami pemanasan awal dan dimagnetisasi,’’ ujar Joko di rumah produksi CV Karya Solenoida, Jalan A Yani No 94 Wedi, Klaten.

Alat berukuran sedang itu dipasang pada selang antara tangki dan karbutaror dengan dua kabel. Kabel merah dihubungkan ke setop kontak, kabel hitam ke sisi negatif aki atau bodi mobil. Jika alat itu bekerja, lampu LED merah akan menyala.
Ubah Premium Dengan menggunakan alat itu, premium yang masuk akan keluar dengan kualitas mendekati pertamax, sedang solar akan keluar dengan kualitas mendekati solar dex. Dengan kualitas BBM yang meningkat, pembakaran menjadi lebih efisien sehingga bisa menghemat 40% BBM.

Karyanya pernah diikutkan Lomba Pemuda Pelopor Tingkat Kabupaten Klaten 2007, keluar sebagai juara I, mewakili Klaten maju ke tingkat Jawa Tengah dan mendapat juara I. Selanjutnya, maju ke tingkat nasional meraih juara II. Saat ini, alat itu diproduksi dengan nama Femax Combo, khusus untuk motor, mobil bensin 1.000 cc dan di atas 1.500 cc, mobil solar dan truk. Alat dijual Rp 100.000 untuk motor, Rp 300.000 untuk truk dengan garansi satu tahun.

Dia menjamin, magnet di dalamnya tidak akan rusak karena panas. Magnet akan rusak pada suhu 120 derajat Celsius, sedang alat itu paling panas hanya 90 derajat Celsius. ’’Alat ini laris saat harga BBM naik. Sekarang harga BBM sudah turun, tapi alat itu tetap bisa menambah hemat,’’ katanya.

Dalam sebulan bisa menjual 500 unit Femax berbagai ukuran. Alatnya didistribusikan ke berbagai kota di Tanah Air. Joko kini memperkerjakan 20 karyawan tetap dari lingkungan sekitar rumah produksinya di Wedi.

Selain itu membuka cabang di berbagai kota di Jawa dan di luar Jawa. ’’Produk ini masih terus berkembang, saat ini sedang menjadi materi penelitian tesis S2 saya. Saya dengan LIPI sedang meneliti alat seperti ini, tapi di Klaten sudah ada,’’ kata mahasiswa semester 4 jurusan teknik mesin di Program Pasca Sarjana UGM Yogyakarta.
Penghemat Listrik Setelah berhasil menciptakan alat penghemat BBM, mantan siswa SMA Negeri 2 Klaten itu menciptakan alat lain. Selain dunia otomotif, masalah sumber energi di rumah sehari-hari juga menjadi perhatiannya, terutama listris dan gas elpiji. Belakangan PLN gencar mengkampanyekan hemat listrik pada beban puncak pukul 17.00-22.00.

Dia mengembangkan alat penghemat listrik cukup dicolokkan ke stop kontak. Alat ini tak menyalahi aturan, karena alat bekerja mereduksi beban semu atau beban induksi dari arus PLN. ’’Dengan alat ini, pemakaian listrik menjadi lebih hemat sampai 30%. Sebenarnya PLN butuh alat ini, tapi pengadaannya butuh biaya Rp 100.000 per unit dengan masa pakai 3 tahun,’’ ujar Joko.

Khusus untuk setrika, ada alat khusus untuk mengefisienkan pemanasan. Namun alat yang dijual dengan harga Rp 150.000 itu hanya punya satu lubang stok kontak. Selain listrik, sumber energi gas tak terlewatkan. Sebuah magnet yang dipasang di selang berfungsi menghomogenkan molekul hidrokarbon, sehingga lebih mudah berikatan dengan oksigen.

Pembakaran biasa pada suhu 800 derajat Celsius, bila dipasangi kawat nikel dan magnet bisa sampai 1.200 derajat celsius. Penghematan bisa sampai 20%, karena panas yang dihasilkan lebih tinggi maka masakan lebih cepat matang. Setiap bulan dia menerima pesanan 100 sampai 200 unit penghemat gas.

Belum lama ini, dia menemukan cairan X-Clean untuk meningkatkan oktan BBM secara kimiawi yang dapat penghemat BBM sampai 10%. Cairan biofuel itu dibuat dari sari-sari minyak jarak dan jelantah, namun prosesnya membutuhkan energi tinggi. Ada pula Firemax, untuk mengaktifkan pengapian. Alat sederhana itu dipasang pada aki yang bekerja sebagai penguat dan menstabilkan tegangan voltase DC sampai 30%. Alat ini mampu meningkatkan tenaga aki meningkat sampai 3 PK.(Merawati Sunantri-77)

sumber :

suaramerdeka.com

6 Tanggapan to “Joko Istiyanto SPd (Pencipta Alat Penghemat Energi)”

  1. wahyudi wibowo Says:

    harga penghemat gas berapa pak?

  2. joko "femax" istiyanto Says:

    Tahun 2011 alhamdulilah mendapat MURI sebagai penemu Femax. 1 Feb 2011 bersama Pak Menteri

  3. joko femax Says:

    harga 50rb aja mas hub; 0811295762

  4. Sofyan Says:

    Alat penghemat listrik bisa saya dapatkan dimana ya dan lokasi saya di medan. Makasih pak

  5. Rian Says:

    Assalamualaikum..Saya mau nanya nih tentang pnghmat bahan bakar dengan menggunakan magnet. Rumus kimia bensin sebelum melewati magnet itu kan C8H18, setelah melewati magnet tersebut rumus kimianya jadi apa dan bagaimana teorinya sehingga membuat konsumsi bahan bakar jadi irit dan emisi gas buang menurun.
    Perlu banget ni soalnya saya sedang meneliti alat penghemat bahan bakar menggunakan magnet ini ??? Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih.


Tinggalkan komentar